Jumat, 28 Mei 2010

KEHILANGAN


Hari Kamis, 27 Mei 2010, keluarga besar suami saya kehilangan putera keduanya. Mas Amin Syahri meninggal dunia pada usia 51 tahun. Beliau meninggalkan seorang isteri dan lima orang puteri yang masih sekolah. Kepergian beliau membuat kami semua sangat kehilangan. Namun, tentu saja kami tidak bisa terus meratapi kepergian beliau karena kelanjutan hidup kelima gadisnya memerlukan pemikiran kami semua.

Ada hikmah yang luar biasa dari kepergian beliau. Melihat isteri dan anak-anak Mas Amin berkumpul di satu pojok dan keluarga besar bergerombol di pojok lain, membuat hati saya bertanya-tanya : mengapa kehilangan orang yang sama-sama kami cintai tidak dapat menyatukan kami semua? Rasanya kami sibuk dengan perasaan duka masing-masing sehingga kami lupa ada yang lebih kehilangan dibanding kami.

Mas Amin adalah orang yang senang membantu. Bagi beberapa orang adiknya (termasuk suami saya) Mas Amin adalah "bapak kedua", yang selalu menyediakan segala yang diperlukan adik-adiknya. Dalam kondisi apapun beliau selalu bisa membantu keluarga besarnya.
Mas Amin juga suami dan ayah yang telaten bagi isteri dan kelima puterinya. Selain pencari nafkah utama, beliau juga yang menyelesaikan masalah di rumah maupun sekolah anak-anaknya. Bagi keluarganya, beliau adalah segalanya.

Masing-masing dari kami merasa kehilangan, tapi rasa kehilangan keluarga besar dengan rasa kehilangan keluarga Mas Amin ternyata tidak sama. Kami merasa memiliki Mas Amin dengan cara kami masing-masing, karena ternyata kami semua bergantung pada beliau sesuai dengan kebutuhan kami. Kehilangan beliau membuat kami harus belajar untuk menerima kenyataan bahwa pada beberapa hal kita tidak bisa egois, kita harus berbagi karena apa yang kita anggap milik kita ternyata juga dimiliki orang lain......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar